Program Sembako, Wajah Baru BPNT Tahun 2020
Jakarta (22/01) – Kementerian Sosial Republik Indonesia
melalui Direktorat Jendral Penanganan Fakir Miskin ( Dirjen PFM ) melakukan
sosialisasi untuk mengenalkan wajah baru program BPNT (Bantuan Pangan Non
Tunai) berupa Program Sembako di awal tahun 2020.
Keluarga Penerima Manfaat BPNT Akan Beralih Ke Program Sembako Tahun 2020 - kabarbantuan.com |
Wajah baru ini bernama Program Sembako. Menurut Menteri
Sosial Juliari P. Batubara, program ini diharapkan dapat membantu menurunkan
angka kemiskinan yang saat ini sudah menyentuh angka 9 %. Harapannya kedepan,
dengan adanya pengganti program BPNT dapat menekan angka kemiskinan hingga
dibawah 9 %.
Kegiatan Sosialisasi Program Sembako yang diselenggarakan
oleh Direktorat Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial Republik Indonesia
ini selain bertujuan mengenalkan Program
Sembako, juga bertujuan agar program yang baru ini cepat di terima oleh
masyarakat. Termasuk informasi terbaru mengenai kenaikan indeks bantuan.
Pada program BPNT yang lalu, dijelaskan oleh Mensos bahwa
indeks bantuannya adalaah Rp. 110.000,-/ keluarga penerima manfaat (KPM).
Sedangkan untuk Program Sembako tahun 2020 ini, Indeks bantuannya adalah Rp.
150.000,-/keluarga penerima manfaat (KPM).
“Jadi dikarenakan ada hal yang baru dalam Program Sembako
ini, maka perlu untuk disosialisasikan. Kalau indeks bantuan yang telah lalu
adalah Rp. 110.000,- dinaikkan menjadi Rp. 150.000 itu dapat diartikan bahwa
ada kenaikan nominal Rp. 40.000 dalam Program sembako. Namun tetap diikutkan
bersama dengan BPNT”, ujar Mensos.
Program sembako sendiri dalam rentan waktu yang lalu, indeks bantuan
sejumlah Rp. 110.000 di tujukan untuk bahan pangan keluarga penerima manfaat
berupa beras dan telur. Untuk saat ini, Indeks bantuan Rp. 150.000,- selain
untuk beras dan telur juga nantinya akan ditambah daging ayam,ikan, dan
sayur-mayur diutamakan jenis kacang-kacangan.
Hal ini juga merupakan upaya pemerintah untuk
menekan angka stunting di Indonesia yang saat ini masih sangat tinggi, serta
meningkatkan kualitas gizi bagi masyarakat prasejahtera (miskin).
Mekanisme Penyaluran
Adapun mekanisme penyaluran bantuan sosial ini direncanakan
kedepan menggunakan Kartu Sembako. Namun
menurut Mensos untuk saat ini masih akan
menggunakan mekanisme BPNT. Yakni disalurkan secara non tunai melalui Kartu Keluarga Sejahtera.
Terlalu minimnya jumlah e-warong saat BPNT kemaren menjadi perhatian tersendiri
bagi Menteri Sosial. Banyaknya pengaduan dari pendamping sosial di beberapa
wilayah terkait sulitnya mengajukan pembentukan e-warong kepada bank penyalur
menjadi persoalan tersendiri.
Menteri Sosial berharap, Bank Himbara nantinya harus
memperbanyak jumlah e-Warong yang ada di setiap titik-titik penyaluran bantuan
Program Sembako. “Jangan ada lagi e-warong yang jumlahnya hanya satu tapi
menangani se-kecamatan,”katanya.
Pada kesempatan yang sama Dirjen PFM Andi ZA Dulung
menjelaskan, dengan kenaikan jumlah indeks tersebut, diharapkan pengeluaran akan
belanjan KPM dapat dikurangi/ditekan. Selain itu, mereka dapat segera mandiri,
memberikan gizi yang lebih seimbang, serta kendali penuh kepada KPM untuk
memenuhi kebutuhan anggota keluarganya dalam hal pangan.
Disamping itu dengan berubahnya wajah BPNT menjadi Program
sembako, dapat meningkatkan program Inklusi keuangan secara nasional serta
diharapkan pertumbuhan ekonomi di daerah terutama UMKM perdagangan dapat
berjalan dengan baik.
Sumber :kemensos.go.id